ilustrasi Annoying Me :) Part 1 |
Kali ini sekilas tentang
kepribadianku yang mungkin menurut sebagian orang agak annoying tapi bisa juga
buat sebagian orang “Yap, sama, aku juga begitu!”. Pertama, aku bakal
mengenalkan jenis pribadi aku ini yaitu introvert. Ya! Sebenarnya aku sempat
mengira kalau aku ini ekstrovert karna aku bisa beradaptasi atau fleksibel
sama lingkungan😂. Hanya karena satu hal itu aku mengira aku
ekstrovert, dan menyimbolkan introvert adalah orang yang susah bergaul (aku kan
enggak). Itu pola pikir sewaktu SMP sih. Oke skip aja.
Jadi aku ini seorang introvert
guys. Lebih tepatnya kepribadian INFP (Introvert, iNtuition, Feeling,
Perceiving). Gak akan bahas detail mengenai istilah itu karna bakal panjang
banget, bahkan lebih efektif dan efisien buat kalian cari tahu sendiri pake Google
daripada aku yang jelasin. So, langsung aja ini dia hal-hal “Annoying Me” but
sorry i can’t change it.
Dari dulu aku memang gak
terlalu suka ditelpon sama orang apalagi kalau bahasannya gak penting-penting
banget alias masih bisa didiskusikan via chat. Terlepas dari hubungan aku
dengan orang lain itu dekat atau enggak, intens atau enggak, akrab atau engga; sama
sekali bukan indikator pengaruh aku untuk memutuskan angkat telpon atau enggak.
Termasuk sahabat, keluarga, kerabat organisasi dan sejenisnya. Prinsip aku
terhadap sikap ini adalah kalau bukan orang dan atau bahasan yang penting,
sorry banget nih bahkan aku bakal sengaja gak akan angkat telponnya. Lalu kalau
ada kasus lain semisal: tiba-tiba nelpon tanpa bahas apapun (jadi gak bakal tau
itu penting atau enggak), maka aku akan menjadikan subjek/ orang/ siapa yang
menelpon aku. Apakah subjek itu penting atau tidak? Nah, aku bakal memutuskan
angkat telpon atau tidak berdasarkan subjek itu. Annoying bukan? Hehe. Buat
orang lain apalagi para ekstrovert yang lebih pandai mengekspresikan diri, aku
sangat tahu bahwa akan ada celoteh “lebay banget sih gitu doang” atau “apaan
sih justru lo yang gak jelas”. Kadang it’s ok sih, tapi kadang juga ini
termasuk pengetahuan yang harus kalian ketahui juga. Karena kalian gak tahu apa
yang aku atau (sebagian) orang introvert rasakan. Dan aku juga gak tahu gimana
perasaan ekstrovert yang gak lelah bersosialisasi kesana-kesini, atau sekadar
ngomongin selebgram yang menurutku itu sangat awam dan gak penting. Itulah
perbedaan kita yang kadang memang gak segampang itu untuk dimengerti sih. Jadi
ya don’t hate, don’t judge aja sih. Alasan lain yang sangat remeh dari seorang
introvert dalam hal ini adalah aku; terkadang ada perasaan males atau capek aja
gitu buat berekspresi (walaupun cuma via suara). Dan memang betul juga, via
suara itu terdengar lebih jelas dan pasti, tapi lagi-lagi terkadang ada juga
momen kalau chat adalah jalan lebih simpel untuk mengeluarkan isi hati dan
pikiran yang lebih jernih dibandingkan spontan saat bertelponan ditambah kalau
telponannya berjam-jam. Itu tuh gak nyaman banget buat aku. Kecuali kalau lagi fallin’
in love kali ya? Hmm🤔. Tapi aku juga berusaha
bersikap adil. Aku berpikir dampak atau karmanya semisal saat aku nelpon orang,
gimana kalau orang lain itu gak jawab telponku? Tapi aku sih merasa, aku akan
telpon orang kalau memang penting dan sifatnya urgent aja. Kalau aku memang
bukan subjek yang penting bagi orang itu, ya langsung aja lewat chat, dia pasti
baca dan bakal memutuskan hal yang aku sampaikan sepenting atau se-urgent itu
atau enggak. Simple!
Ini sih hal yang paling gemes
sejagat raya pengen left group karena grup yang ada terlalu banyak. Kuantitas
grup aja udah bikin stres, gimana masalah ngobrol di grup yang ada? Gak usah
ditanya deh. Bahkan pernah ada di posisi merasa pengin kembali ke masa dahulu
kala pakai gawai tunit-tunit alias jadul yang cuma bisa sms dan telpon doang.
Saking banyaknya grup, apalagi awal-awal pakai aplikasi Line
itu kan yang namanya invite group tuh ada ajaaa gituuuu. Padahal orang-orangnya
sama aja dengan grup yang sebelumnya cuma beda seorang dua orang misalkan.
Atau, yang lebih sebal adalah bikin grup yang posisinya (secara langsung atau
tidak) memaksaku untuk join di grup itu, dan telah membayangkan sebelumnya
“bagaimana cara left group ini nantinya?” berkata dalam hati dengan cemas.
Sampai-sampai waktu tahun 2018 saat aku ganti ponsel pintarku ini, aku bikin
akun Line baru (kedua) dengan email yang berbeda karena gak nyaman banget
dengan Line sebelumnya, punya grup sebanyak itu seakan pengin memulai hidup
baru yang suci, gak penuh drama, dan se-simple mungkin. Pas ditanya “Kok
akunnya ganti?”. Aku jawab, “Lupa password."🙂👋
Ini pasti orang-orang
introvert banyak yang ngacung sih. Kumpul atau hangout aja udah mikir panjang
dan berulang kali apalagi ke undangan auto teriak MALES BANGET, mau itu
undangan nikah atau ulang tahun. Bahkan sebelumnya aku pernah bahas tentang
perayaan ulang tahun yang sebenarnya apa esensinya? Jadi kalau buat teman dekat, aku menganggap itu sebagai silaturahmi aja, kalau bukan teman dekat gimana? Ya males dong. Intinya aku ini gak
betah atau gak nyaman dengan keadaan yang terlalu ramai apalagi harus berdiam
diri lama-lama di tempat yang asing. Makanya kalau diajak ke undangan sama
mama, sering bilang gak mau ikut, karena selain gak kenal ya males harus turut
berkerimun di tengah keramaian yang selain ruang kamar tidurku. Tapi aku pernah
dengar sih, seharusnya kita jangan bersikap seperti itu, apalagi sifatnya
diundang. Balik lagi, kalau orangnya sengaja mengundang dan aku merasa
akrab ya aku juga excited dan niat. Tapi kalau orang itu tidak terlalu
berkesan, mohon maaf mungkin aku lebih memilih rebahan hehe. Selain itu, perayaan lain seperti konser
musik. Aku sangat menyukai musik tapi gak tahu kenapa untuk datang ke konser
berpikir berulang kali karena membayangkan banyaknya orang disana lalu teriak
bernyanyi ria bersama. Sedangkan menghayati lagu di kamar sendirian saja itu
udah enak banget loh. Dan sampai saat umurku 23 tahun ini pun, belum pernah aku
menginjakan kaki untuk menonton konser. Terlalu ramai, aku pikir.
Segitu dulu tentang annoying
me seorang introvert. Efek dari membaca tulisan ini, bisa jadi membuat kesanku
lebih egois dan sejenisnya. Ya namanya juga cerita Annoying Me harus annoying
dong biar nyambung?🙏
Jikalau ada lagi hal-hal yang
baru diingat dan dirasakan tentang Annoying Me, aku akan tambah lagi point-nya
di lembar tulisan yang berbeda tapi masih dengan judul yang sama. Entah Annoying Me Part 2, Part3, dan
seterusnya. Thank you good people!🖤