Annoying Me :)

By pribadiprita - January 02, 2020

ilustrasi Annoying Me :) Part 1



Kali ini sekilas tentang kepribadianku yang mungkin menurut sebagian orang agak annoying tapi bisa juga buat sebagian orang “Yap, sama, aku juga begitu!”. Pertama, aku bakal mengenalkan jenis pribadi aku ini yaitu introvert. Ya! Sebenarnya aku sempat mengira kalau aku ini ekstrovert karna aku bisa beradaptasi atau fleksibel sama lingkungan😂. Hanya karena satu hal itu aku mengira aku ekstrovert, dan menyimbolkan introvert adalah orang yang susah bergaul (aku kan enggak). Itu pola pikir sewaktu SMP sih. Oke skip aja.

Jadi aku ini seorang introvert guys. Lebih tepatnya kepribadian INFP (Introvert, iNtuition, Feeling, Perceiving). Gak akan bahas detail mengenai istilah itu karna bakal panjang banget, bahkan lebih efektif dan efisien buat kalian cari tahu sendiri pake Google daripada aku yang jelasin. So, langsung aja ini dia hal-hal “Annoying Me” but sorry i can’t change it.

1. Don’t Call, just Chat Please!
wheresmybubble.tumblr.com

Dari dulu aku memang gak terlalu suka ditelpon sama orang apalagi kalau bahasannya gak penting-penting banget alias masih bisa didiskusikan via chat. Terlepas dari hubungan aku dengan orang lain itu dekat atau enggak, intens atau enggak, akrab atau engga; sama sekali bukan indikator pengaruh aku untuk memutuskan angkat telpon atau enggak. Termasuk sahabat, keluarga, kerabat organisasi dan sejenisnya. Prinsip aku terhadap sikap ini adalah kalau bukan orang dan atau bahasan yang penting, sorry banget nih bahkan aku bakal sengaja gak akan angkat telponnya. Lalu kalau ada kasus lain semisal: tiba-tiba nelpon tanpa bahas apapun (jadi gak bakal tau itu penting atau enggak), maka aku akan menjadikan subjek/ orang/ siapa yang menelpon aku. Apakah subjek itu penting atau tidak? Nah, aku bakal memutuskan angkat telpon atau tidak berdasarkan subjek itu. Annoying bukan? Hehe. Buat orang lain apalagi para ekstrovert yang lebih pandai mengekspresikan diri, aku sangat tahu bahwa akan ada celoteh “lebay banget sih gitu doang” atau “apaan sih justru lo yang gak jelas”. Kadang it’s ok sih, tapi kadang juga ini termasuk pengetahuan yang harus kalian ketahui juga. Karena kalian gak tahu apa yang aku atau (sebagian) orang introvert rasakan. Dan aku juga gak tahu gimana perasaan ekstrovert yang gak lelah bersosialisasi kesana-kesini, atau sekadar ngomongin selebgram yang menurutku itu sangat awam dan gak penting. Itulah perbedaan kita yang kadang memang gak segampang itu untuk dimengerti sih. Jadi ya don’t hate, don’t judge aja sih. Alasan lain yang sangat remeh dari seorang introvert dalam hal ini adalah aku; terkadang ada perasaan males atau capek aja gitu buat berekspresi (walaupun cuma via suara). Dan memang betul juga, via suara itu terdengar lebih jelas dan pasti, tapi lagi-lagi terkadang ada juga momen kalau chat adalah jalan lebih simpel untuk mengeluarkan isi hati dan pikiran yang lebih jernih dibandingkan spontan saat bertelponan ditambah kalau telponannya berjam-jam. Itu tuh gak nyaman banget buat aku. Kecuali kalau lagi fallin’ in love kali ya? Hmm🤔. Tapi aku juga berusaha bersikap adil. Aku berpikir dampak atau karmanya semisal saat aku nelpon orang, gimana kalau orang lain itu gak jawab telponku? Tapi aku sih merasa, aku akan telpon orang kalau memang penting dan sifatnya urgent aja. Kalau aku memang bukan subjek yang penting bagi orang itu, ya langsung aja lewat chat, dia pasti baca dan bakal memutuskan hal yang aku sampaikan sepenting atau se-urgent itu atau enggak. Simple!

2. Risih Saat Punya Grup Terlalu Banyak di Chat App
wheresmybubble.tumblr.com

Ini sih hal yang paling gemes sejagat raya pengen left group karena grup yang ada terlalu banyak. Kuantitas grup aja udah bikin stres, gimana masalah ngobrol di grup yang ada? Gak usah ditanya deh. Bahkan pernah ada di posisi merasa pengin kembali ke masa dahulu kala pakai gawai tunit-tunit alias jadul yang cuma bisa sms dan telpon doang. Saking banyaknya grup, apalagi awal-awal pakai aplikasi Line itu kan yang namanya invite group tuh ada ajaaa gituuuu. Padahal orang-orangnya sama aja dengan grup yang sebelumnya cuma beda seorang dua orang misalkan. Atau, yang lebih sebal adalah bikin grup yang posisinya (secara langsung atau tidak) memaksaku untuk join di grup itu, dan telah membayangkan sebelumnya “bagaimana cara left group ini nantinya?” berkata dalam hati dengan cemas. Sampai-sampai waktu tahun 2018 saat aku ganti ponsel pintarku ini, aku bikin akun Line baru (kedua) dengan email yang berbeda karena gak nyaman banget dengan Line sebelumnya, punya grup sebanyak itu seakan pengin memulai hidup baru yang suci, gak penuh drama, dan se-simple mungkin. Pas ditanya “Kok akunnya ganti?”. Aku jawab, “Lupa password."🙂👋

3. Males ke Undangan atau Perayaan yang Terlalu Ramai
wheresmybubble.tumblr.com

Ini pasti orang-orang introvert banyak yang ngacung sih. Kumpul atau hangout aja udah mikir panjang dan berulang kali apalagi ke undangan auto teriak MALES BANGET, mau itu undangan nikah atau ulang tahun. Bahkan sebelumnya aku pernah bahas tentang perayaan ulang tahun yang sebenarnya apa esensinya? Jadi kalau buat teman dekat, aku menganggap itu sebagai silaturahmi aja, kalau bukan teman dekat gimana? Ya males dong. Intinya aku ini gak betah atau gak nyaman dengan keadaan yang terlalu ramai apalagi harus berdiam diri lama-lama di tempat yang asing. Makanya kalau diajak ke undangan sama mama, sering bilang gak mau ikut, karena selain gak kenal ya males harus turut berkerimun di tengah keramaian yang selain ruang kamar tidurku. Tapi aku pernah dengar sih, seharusnya kita jangan bersikap seperti itu, apalagi sifatnya diundang. Balik lagi, kalau orangnya sengaja mengundang dan aku merasa akrab ya aku juga excited dan niat. Tapi kalau orang itu tidak terlalu berkesan, mohon maaf mungkin aku lebih memilih rebahan hehe. Selain itu, perayaan lain seperti konser musik. Aku sangat menyukai musik tapi gak tahu kenapa untuk datang ke konser berpikir berulang kali karena membayangkan banyaknya orang disana lalu teriak bernyanyi ria bersama. Sedangkan menghayati lagu di kamar sendirian saja itu udah enak banget loh. Dan sampai saat umurku 23 tahun ini pun, belum pernah aku menginjakan kaki untuk menonton konser. Terlalu ramai, aku pikir.

Segitu dulu tentang annoying me seorang introvert. Efek dari membaca tulisan ini, bisa jadi membuat kesanku lebih egois dan sejenisnya. Ya namanya juga cerita Annoying Me harus annoying dong biar nyambung?🙏

Jikalau ada lagi hal-hal yang baru diingat dan dirasakan tentang Annoying Me, aku akan tambah lagi point-nya di lembar tulisan yang berbeda tapi masih dengan judul yang sama. Entah Annoying Me Part 2, Part3, dan seterusnya. Thank you good people!🖤


  • Share:

You Might Also Like

1 comments